Berikut Sejumlah Penyebab Kenaikan Harga Beras di Indonesia

Berita Trend Indonesia – Seperti yang kita tahu, beras merupakan bahan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Setiap masyarakat pasti mempunyai beras dalam rumahnya, dan tidak mungkin ada masyarakat yang tidak stock beras setiap harinya.

Sebagai informasi bahwa peredaran beras di Indonesia sangat bervariasi, Indonesia mempunyai banyak merek dan kualitas beras yang bergaram di pasaran.

Beras juga mempunyai harga yang bervariasi, mulai dari yang tertinggi hingga terendah, tujuan dari pembedaan harga tersebut ialah agar beras dapat dikonsumsi semua kalangan.

Tetapi, baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan kabar bahwa harga beras sangat melambung tinggi, dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Banyak masyarakat yang bertanya-tanya tentang penyebab kenaikan harga beras di pasaran.

Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional, Rachmi Widiriani mengatakan, saat ini harga beras harus disesuaikan dan mengalami kenaikan karena adanya pengaruh dari biaya produksi beras di Indonesia.

Menurut Rachmi Widiriani, biaya produksi beras di Indonesia telah mengalami kenaikan sejak beberapa pekan yang lalu.

Biaya produksi harus disesuaikan dan ditingkatkan karena mengingat lagi bahwa pemerintah telah mempunyai misi untuk menyejahterakan para petani di Indonesia, dan para petani harus mempunyai upah dan keuntungan yang layak.

Rachmi Widiriani menjelaskan, saat ini harga gabah yang diterima oleh para petani Indonesia telah melebihi batas dari penentuan Harga Pokok Pembelian (HPP) dari pemerintah, dan hal tersebut sangat menguntungkan para petani.

Rachmi Widiriani mengaku bahwa saat ini harga beras dalam negeri memang sedang tinggi, tetapi itu sebanding dengan biaya produksi yang ada, sehingga jika diruntut dari cost factor maka semua sudah selaras dan para petani juga berhak mendapatkan keuntungan, dan para petani Indonesia berhak sejahtera.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional, Rachmi Widiriani kepada wartawan, pada Jumat, 20 September 2024.

 

Nilai Tukar Petani

Sudah Waktunya Kita Memperbaiki Kesejahteraaan Petani Dengan Lebih Efektif

Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional, Rachmi Widiriani mengatakan, saat ini Nilai Tukar Petani (NTP) untuk tanaman pangan telah berada di posisi yang baik, dan mencerminkan kondisi yang menguntungkan bagi para petani.

Sebagai informasi bahwa Nilai Tukar Petani adalah suatu perbandingan antara harga yang diterima petani dari penjualan hasil produksi dan biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan produksi serta konsumsi rumah tangga.

Menurut Rachmi Widiriani, saat ini pemerintah harus hadir di tengah-tengah dan memberikan solusi untuk para petani dan konsumen atau masyarkat.

Jadi, para petani harus mendapatkan keuntungan dan upah yang layak, tetapi disisi lain, masyarakat juga tidak dirugikan dan tidak keberatan dengan harga penetapan peredaran beras di Indonesia.

Rachmi Widiriani mengaku bahwa solusi yang tepat saat ini ialah kita harus mulai meningkatkan kualitas benih, jika kita menggunakan benih yang berkualitas maka produktivitas akan semakin meningkat.

 

Saling Menguntungkan

Produktivitas Padi Indonesia Peringkat Kedua di Asia

Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional, Rachmi Widiriani mengatakan, jika kita berhasil meningkatkan kualitas benih, maka pada akhirnya para petani dan konsumen atau masyarakat akan sama-sama saling diuntungkan.

Bukan hanya meningkatkan kualitas benih saja, tetapi saat ini pemerintah harus mulai menerapkan efisiensi produksi.

Efiensi yang dimaksud ialah, para petani dapat meraih keuntungan, harga beras tetap stabil, dan pendapatan negara juga meningkat.

Direktur Transformasi dan Hubungan Kelembagaan Perum Bulog Sonya Mamoriska Harahap mengatakan, kenaikan harga beras bukan disebabkan oleh tingginya biaya produksi saja, melainkan karena faktor iklim dan gangguan rantai pasok.

Sonya Mamoriska menjelaskan bahwa beberapa pekan yang lalu kita baru saja terkena musibah el nino atau musim kemarau yang berkepanjangan, dan hal tersebutlah yang akhirnya membuat harga beras sangat melambung tinggi.

Disisi lain, gangguan rantai pasok makanan juga berpengaruh terhadap kenaikan harga beras di Indonesia.

Sonya Mamoriska berharap agar pemerintah mampu menyelesaikan masalah tentang kenaikan harga beras saat ini.

Related posts