Berita Trend Indonesia – Seperti yang kita tahu, BUMN merupakan singkatan dari Badan Usaha Milik Negara, definisi dari BUMN sendiri ialah perusahaan yang sebagian besar atau keseluruhan modalnya dimiliki dan diakui oleh negara Indonesia.
Sebagai informasi bahwa BUMN adalah suatu bentuk roda perekonomian yang sangat penting di negara Indonesia.
Diketahui, saat ini negara Indonesia sudah mempunyai beberapa perusahaan BUMN yang sudah terkenal dan mempunyai pendapatan yang tinggi setiap tahunnya, beberapa perusahaan tersebut meliputi:
- PT Pertamina (Persero)
- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero)
- PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk.
- PT Danareksa (Persero)
- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
- PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI)
- PT Pelindo (Persero)
Pemerintah telah mempunyai tujuan dalam membangun BUMN di Indonesia, tujuan tersebut seperti memberikan sumbangan untuk perkembangan perekonomian di Indonesia, mengejar keuntungan, menyelenggarakan kemanfaatan umum, menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum bisa dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi, dan turut aktif dalam memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
Baru-baru ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, BUMN mempunyai aset yang sangat melimpah, dan saat ini terdapat beberapa aset yang masih menganggur dan belum dimanfaatkan.
Erick Thohir menjelaskan, saat ini terdapat sebanyak 20 aset gedung BUMN yang ada di sekitar Monas DKI Jakarta.
Menurut Erick Thohir, jika 2o gedung tersebut terus-terusan menganggur dalam jangka waktu yang cukup lama, maka gedung akan terlihat kumuh dan tidak efisien.
Oleh karena itu, Erick Thohir secara resmi akan membuka tawaran kepada pemerintah DKI Jakarta dan kepada pihak swasta yang ingin menyewa dan menggunakan gedung BUMN tersebut.
Erick Thohir menjelaskan, 20 gedung tersebut terdiri dari gedung bekas Kantor Pertamina yang sudah kosong, gedung Telkomsel, dan gedung kantor BUMN lainnya yang sudah ditinggalkan sejak beberapa pekan yang lalu.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam acara peresmian Kawasan Indonesia Islamic Financial Center di Menara Danareksa, Jakarta, pada Selasa, 17 September 2024.
Erick Thohir berharap agar aset gedung BUMN tersebut dapat dimanfaatkan untuk kemajuan kota Jakarta, khususnya meningkatkan perekonomian kota Jakarta.
Disisi lain, Erick Thohir juga mengaku bahwa saat ini BUMN juga mempunyai aset gedung di kawasan Menara Danareksa dan gedung Menara Bank Syariah Indonesia (BSI) di sekitaran wilayah Monas, meskipun terglolong dalam bangunan baru, tetapi tingkat keterisian dua gedung tersebut sudah mencapai 100 persen.
Aset BUMN Melambung Hingga Rp 10.402 Triliun
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, saat ini aset dan laba BUMN berhasil melambung tinggi dan meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Erick Thohir menjelaskan, saat ini proyek strategis BUMN sudah mencapai 92% dari total 88 proyek strategis.
Erick Thohir menjelaskan, pendapatan BUMN meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2020 pendapatan BUMN sebesar Rp 1.930 triliun dan pada tahun 2023 BUMN berhasil meningkatkan pendapatan menjadi Rp 2.933 triliun.
Bukan hanya laba saja yang meningkat, tetapi aset yang dimiliki oleh BUMN juga ikut meningkat, pada tahun 2020 BUMN mempunyai aset sebesar Rp 8.312 triliun, dan pada tahun 2023 BUMN berhasil meningkatkan asetnya menjadi Rp 10.420 triliun.
Erick Thohir mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan yang masih setia dalam mendukung BUMN Indonesia.
Pemangku kepentingan yang dimaksud ialah seperti pemegang saham, pihak debitur, pihak kreditur, pemerintah, masyarakat, dan lainnya.
Menurut Erick Thohir, BUMN adalah satu-satunya pendapatan negara yang paling diprioritaskan, dan BUMN juga menjadi penyumbang dividen terbesar di Indonesia.
Berikut daftar 20 BUMN yang menyumbang dividen paling besar pada tahun 2024:
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk: Rp 25.715 miliar
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: Rp 17.179 miliar
- PT Mineral Industri Indonesia (Persero): Rp 11.214 miliar
- PT Pertamina (Persero): Rp 9.357 miliar
- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk: Rp 9.211 miliar
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk: Rp 6.77 miliar
- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero): Rp 3.090 miliar
- PT Pupuk Indonesia (Persero): Rp 1.213 triliun
- PT Pelabuhan Indonesia (Persero): Rp 1.000 miliar
- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk: Rp 420 miliar
- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk: Rp 293 miliar
- PT Jasa Marga (Persero) Tbk: Rp 192 miliar
- PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero): Rp 148 miliar
- PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero): Rp 101 miliar
- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero): Rp 31 miliar
- Perum Perhutani: Rp 28 miliar
- Perum Peruri: Rp 21 miliar
- PT POS Indonesia (Persero): Rp 20 miliar
- Perum Jasa Tirta II: Rp 7 miliar
- Perum Jasa Tirta I: Rp 3 miliar