Berita Trend Indonesia – Seperti yang kita tahu, sebentar lagi kita akan merayakan pesta rakyat dan pesta politik, pesta yang dimaksud ialah Pemilihan Umum 2024.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) telah resmi mengumumkan bahwa Pemilu akan diselenggarakan pada Rabu, 14 Februari 2024.
Pada beberapa pekan yang lalu, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri juga telah resmi mengumumkan bahwa Ganjar Pranowo akan maju sebagai calon presiden (capres) dari PDIP pada pemilu 2024 mendatang.
Sebagai informasi bahwa saat ini sudah ada dua tokoh politik besar dan terkenal yang akan bersaing guna mendapatkan suara dari masyarakat untuk menjadi Presiden pada tahun 2024 mendatang, kedua tokoh politik tersebut ialah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Diketahui, saat ini sudah banyak partai politik yang menggelar kampanye untuk memperkenalkan calon-nya di pemilu mendatang.
Kampanye tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan cara memasang balihom poster, dan bendera di pinggir jalan raya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap Kader partai pasti akan mendukung dan membela partainya.
Sebagai Kader partai seharusnya dapat menjadi contoh yang baik untuk relawan dan masyarakat dalam berpolitik.
Tetapi, beberapa hari yang lalu, warganet dihebohkan dengan kabar bahwa ada Ketua DPC Gerindra yang melakukan kekerasan terhadap Kader PDIP di Semarang, pada Jumat, 8 September 2023.
Kabar tersebut sontak viral dan menjadi trending topik di beberapa sosial media.
Majelis Kehormatan Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan, pihak Gerindra telah resmi melakukan pencopotan jabatan terhadap Joko Santoso sebagai Ketua DPC Gerindra Semarang.
Habiburokhman menjelaskan, Joko Santoso sebagai Ketua DPC Gerindra Semarang telah melakukan pelanggaran etik yang cukul fatal.
Habiburokhman juga mengaku bahwa Joko Santoso akan dikenakkan sanksi yang cukup berat atas perbuatannya yang tidak senonoh terhadap partai lain.
Disisi lain, Habiburokhman juga menjelaskan kronologi pemukulan yang dilakukan oleh Ketua DPC Joko Santoso terhadap Kader PDIP.
Penyebab utama dari kejadian tersebut ialah karena Kader PDIP memasang bendera partainya di sekitar perkampungan yang dimana daerah tersebut merupakan tempat tinggal Ketua DPC Joko Santoso.
Tanggapan Prabowo Subianto
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto turut memberikan tanggapan mengenai Ketua DPC yang melakukan kekerasan berupa pemukulan terhadap Kader PDIP.
Prabowo Subianto mengatakan, sebagai Kader seharusnya mampu berfikir serta bertindak secara positif, dan sebagai Kader harus bersikap dewasa tanpa menjelekkan pihak lain.
Prabowo Subianto juga menegaskan kepada seluruh Kader Gerindra yang tidak ingin mengikuti garis kepemimpinannya, maka silahkan keluar dari Partai Gerindra.
Menurut Prabowo Subianto, yang namanya partai besar pasti ada saja pihak internal yang nakal dan bertindak semaunya sendiri.
Prabowo Subianto mengaku, dirinya tidak pernah sama sekali menjelek-jelekkan pihak manapun dalam berkompetisi.
Tanggapan PDIP
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto turut membenarkan bahwa kasus dugaan pemukulan terhadap Kader PDIP Suparjianto yang dilakukan oleh Ketua DPC Gerindra Semarang memang benar adanya.
Hasto Kristiyanto mengatakan, demokrasi yang bijak adalah demokrasi yang tidak mengedepankan suatu emosi, dan pemaksaan kehendak.
Hasto Kristiyanto juga berharap kedepannya tidak akan ada lagi kasus serupa, dan ia juga berharap bahwa menjelang pemilu 2024 mendatang, demokrasi dapat dilakukan secara norma dan aturan yang ada.
Disisi lain, Hasto Kristiyanto juga menghimbau kepada seluruh kader dan relawan PDIP untuk dapat meredam emosi serta tidak melakukan balas dendam terhadap pihak manapum.
Presiden Joko Widodo Peduli Terhadap Negara
Pada beberapa pekan yang lalu, Presiden Joko Widodo sempat menjelaskan bahwa dirinya mempunyai banyak strategi untuk cawe-cawe pada saat Pemilu mendatang.
Diketahui, kata cawe-cawe yang dimaksud adalah Presiden Joko Widodo akan “ikut campur” dalam Pemilu mendatang,
Presiden Joko Widodo menegaskan, dirinya memang harus cawe-cawe demi kepentingan negara dan bangsa Indonesia, bukan demi kepentingannya pribadi.