Pihak OJK Sebut Kebijakan Donald Trump Akan Berdampak Pada Sektor Jasa Keuangan Indonesia

Berita Trend Indonesia – Seperti yang kita tahu, pada beberapa hari yang lalu, negara Amerika Serikat baru saja menyelenggarakan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Ke-60, tepatnya yakni pada Selasa, 5 November 2024.

Sebagai informasi bahwa terdapat dua kandidat dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden di Amerika Serikat, kedua kandidat yang dimaksud adalah Calon Presiden Donald Trump dan Calon Presiden Kamala Harris.

Diketahui, Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat 2024 berjalan dengan lancar, dan beberapa hari kemudian negara Amerika Serikat telah resmi mengumumkan hasil suara dari kedua kandidat Calon Presiden dan Wakil Presiden tersebut.

Negara Amerika Serikat mengumumkan bahwa kandidat Donald Trump mendapatkan total perolehan suara 74.834.220, dan kandidat Kamala Harris mendapatkan total perolehan suara 71.239.698.

Berdasarkan perolehan suara dari masing-masing kandidat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kandidat Donald Trump telah unggul dan resmi menang dalam Pemilihan Umum Presiden Amerika Serikat 2024.

Kemenangan Donald Trump tersebut menuai banyak pro dan kontra dari sejumlah warganet dan tokoh politik serta para ekonom dunia.

Banyak pihak yang mengatakan bahwa kemenangan Donald Trump tersebut akan berdampak terhadap ekonomi global.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae mengatakan, kebijakan ekonomi yang diterbitkan oleh Donald Trump adalah kebijakan yang cukup berbahaya bagi sektor jasa keuangan di berbagai negara berkembang.

Kebijakan ekonomi yang diputuskan oleh Donald Trump tersebut adalah proteksionisme, dimana pemerintah akan membatasi perdagangan internasional untuk melindungi industri dalam negeri.

Kebijakan tersebut akan memberikan ketidakpastian bagi dunia perdagangan internasional dan menciptakan tantangan besar bagi sektor perbankan di Indonesia, khususnya dalam hal terkait fluktuasi nilai tukar rupiah.

Menurut Dian Ediana Rae, kebijakan Donald Trump adalah kebijakan yang sangat luar biasa, dan dapat mengcreate uncertainty atau menimbulkan hal yang sangat sulit diprediksi serta mengakibatkan risiko yang sulit dipahami.

Jika kebijakan proteksionisme terus dilakukan oleh Donald Trump, maka hal tersebut akan berpotensi buruk bagi likuiditas di pasar keuangan Indonesia, dan sejumlah negara berkembang lainnya.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae dalam konferensi pers TIJK 2025, di JCC, Jakarta, pada Selasa, 11 Februari 2025.

 

Kekuatan Perbankan Indonesia

Ingin Berkarir di Bank Indonesia? Catat 5 Kriterianya! - Universitas Airlangga Official Website

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae mengatakan, saat ini sektor perbankan di Indonesia telah mempunyai sejumlah pengalaman dalam mengatasi berbagai risiko dan tantangan atau keditakpastian global.

Beberapa puluh tahun yang lalu, sektor Perbankan Indonesia telah menerapkan prinsip kehati-hatian yang cukup baik serta menerapkan standar internasional.

Dian Ediana Rae menjelaskan, sektor Perbankan Indonesia mulai berkembang sejak adanya reformasi tahun 1998 dimana saat itu peraturan perundang-undangan dirubah dan berpengaruh positif signifikan terhadap peningkatan rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan standar internasional.

Selain mempunyai pengalaman yang kuat, sektor Perbankan juga didorong dengan adanya regulasi pengawasan dari pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait pengendalian risiko, pengendalian likuiditas, dan rasio keuangan.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan, saat ini perputaran roda perekonomian setor Perbankan RI telah terjaga dengan baik, dan jika dilihat dari trend yang ada, maka grafiknya selalu stabil dan cenderung naik setiap periodenya.

Mahendra Siregar menjelaskan, meskipun grafiknya terbilang bagus, tetapi saat ini kita tidak boleh sombong dan bersantai-santai, pasalnya sebentar lagi kebijakan proteksionisme AS akan segera diterapkan.

Mahendra Siregar menghimbau kepada seluruh sektor jasa keuangan di Indonesia untuk selalu berhati-hati dan menjaga rasio keuangannya.

Related posts