Berita Trend Indonesia – Seperti yang kita tahu, akhir-akhir ini, harga beras di pasaran mulai mengalami kenaikkan harga yang cukup signifikan.
Banyak masyarakat yang mengeluhkan bahwa harga beras naik tidak wajar, dan bahkan stok beras di pasar juga mulai menipis.
Oleh karena itu, akhirnya banyak masyarakat yang mulai panik dan mulai memberi beras dengan jumlah yang banyak atau memborong beras untuk stok di kemudian hari.
Diketahui, kenaikkan harga dan kelangkaan beras di pengaruhi oleh beberapa faktor yang ada, salah satunya ialah terdapat beberapa negara yang mulai memberhentikan ekspor beras.
Sebagai informasi bahwa pada pekan sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa saat ini memang benar bahwa ada 19 negara yang mulai melakukan pembatasan ekspor pangan, salah satunya ialah negara India yang mulai memberhentikan ekspor beras pada hari ini.
Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa alasan 19 negara melakukan pembatasan ekspor yaitu untuk memastikan stok pangan dan barang di negaranya terjaga dan demi kesejahteraan rakyatnya.
Presiden Joko Widodo mengaku bahwa saat ini pemerintah telah melakukan beberapa upaya agar stok beras di Indonesia tetap terjaga.
Disisi lain, Presiden Joko Widodo menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak perlu khawatir dan tidak perlu membeli beras secara berlebihan atau perilaku memborong.
Tetapi, baru-baru ini, warganet justru dihebohkan dengan kabar bahwa beras dari Perum Bulog (Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik) Indonesia jelek dan tidak layak di konsumsi.
Bahkan, ada informasi yang mengatakan bahwa beras Bulog tersebut diimpor dari China, dan beras tersebut beracun serta mengandung plastik.
Tanggapan Direktur Utama Bulog Budi Waseso
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya tidak pernah melakukan impor beras dari negara China.
Budi Waseso juga menjelaskan, kasihan saudara-saudara kita yang tidak mampu yang membutuhkan beras hari ini gara-gara berita itu jadi semua gelisah yang di yang disudutkan Bulog seolah-olah Bulog ini menyalurkannya semaunya beras kualitas rendah tidak ada keamanan yang dijamin untuk masyarakat.
Budi Waseso juga mengaku bahwa ini adalah sebuah upaya kelompok-kelompok tertentu yg mau diskreditkan pemrintah melalui pangan. kelompok tersebut ingin menciptakan keresahan pada masyarakat kita. Khususnya masyarkat yang sekarang sedang mendapatkan program bantuan pangan beras dari pemerintah atau presiden.
Disisi lain, Budi Waseso juga meminta bantuan kepada Satuan Tugas (Satgas) dan Kepolisian untuk mencari oknum atau kelompok yang membuat berita tidak benar tersebut, dan nantinya oknum atau kelompok tersebut dapat diselidiki serta diproses secara hukum.
Tanggapan Beberapa Pejabat Mengenai Kelangkaan dan Kenaikkan Harga Beras
Banyak Pejabat dan Menteri yang memberikan tanggapan mengenai kelangkaan dan kenaikkan harga beras di Indonesia.
Berikut beberapa tanggapan dari para Pejabat dan Menteri:
Megawati Soekarnoputri, selaku Ketua Umum PIDP mengatakan, saat ini masyarakat Indonesia sangat bergantung kepada beras, dan berdasarkan data yang ada memperlihatkan bahwa konsumsi beras Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia.
Tito Karnavian, selaku Menteri Dalam Negeri mengatakan, kita jangan tergantung kepada beras, saat ini masih banyak makanan pokok lainnya yang lebih sehat dan bisa dimakan, contohnya ialah seperti sagu, jagung, tatas, dan lain sebagainya.
Erick Thohir, selaku Menteri Badan Usaha Milik Negara mengatakan, jika beras terus mengalami kelangkaan dan kenaikkan harga, maka yang menjadi imbasnya adalah rakyat dan petani. Jadi, Satgas harus bisa menangkap siapa dalang dibalik kelangkaan beras di Indonesia.