Berita Trend Indonesia – Seperti yang kita tahu, saat ini beberapa negara di dunia sedang dilanda kekeringan dan gelombang panas yang sangat ekstrem.
Sebagai informasi bahwa saat ini sudah ada beberapa negara yang melaporkan bahwa negaranya sedang dilanda gelombang panas yang sangat ekstrem dan menuju rekor tertinggi dunia, salah satu negara tersebut ialah India, saat ini suhu panas di India telah mencapai 50 derajat celcius.
Selanjutnya, ada negara Myanmar yang juga dilanda gelombang panas yang sangat ekstrem, dan saat ini suhu panas di Myanmar telah mencapai 45,8 derajat celcius.
Diketahui, gelombang panas yang sangat ekstrem tersebut menyebabkan musibah kekeringan dan kelaparan di beberapa negara.
Presiden Joko Widodo mengatakan, saat ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah memberikan pengumuman resmi kepada seluruh negara yang terdaftar di PBB bahwa mulai tahun ini sampai beberapa tahun kedepan dunia akan dilanda gelombang panas ekstrem.
Oleh karena itu, PBB meminta seluruh negara untuk mulai menyiapkan beberapa gerakan agar negaranya tidak terkena dampak dari gelombang panas tersebut.
Presiden Joko Widodo menjelaskan, gelombang panas ekstrem akan berdampak terhadap ketersediaan pangan dunia, dan saat ini Organisasi Pangan Dunia (FAO) sudah memberikan peringatan kepada seluruh negara bahwa gelombang panas akan membuat kondisi kacau dan banyak masyarakat yang akan mengalami kelaparan berat.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Presiden Joko Widodo di acara Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara Jakarta, pada Jumat, 14 Juni 2024.
Karena PBB dan FAO sudah memberikan pengumuman bahwa akan ada musibah kekeringan dan kelaparan, maka Presiden Joko Widodo dengan tegas meminta para Kementerian/Lembaga serta Pemerintahan untuk sigap dalam mempersiapkan perencanaan untuk mengantisipasi adanya kelaparan berat akibat gelombang panas ekstrem.
Presiden Joko Widodo menjelaskan, jika dikalkulasi maka akan ada 50 juta petani yang kekurangan air akibat gelombang panas ekstrem, lalu hal tersebut akan berdampak pada kekeringan serta gagal panen, dan nantinya harga beras akan melambung tinggi.
Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh main-main dalam masalah kekeringan dan gelombang panas ekstrem.
Target Pembangunan 61 Bendungan Dalam 10 Tahun
Presiden Joko Widodo mengatakan, pada beberapa tahun yang lalu, pemerintah sudah mempunyai target untuk membangun 61 bendungan dalam kurun waktu 10 tahun di beberapa daerah di Indonesia.
Presiden Joko Widodo menjelaskan, program pembangunan bendungan tersebut harus dilakukan karena untuk mengantisipasi adanya kekeringan ekstrem di daerah sentra produksi beras.
Diketahui, pada tahun 2024 ini pemerintah telah berhasil merealisasikan 43 pembangunan waduk dari total target 61.
Program pembangunan 61 bendungan tersebut mempunyai peran untuk membangun irigasi di wilayah-wilayah produksi pangan. Khususnya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.
Presiden Joko Widodo mengaku bahwa pada beberapa pekan yang lalu, dirinya telah meresmikan beberapa bendungan atau waduk di beberapa pulau, seperti pulau Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Utara (Sultra), dan Kalimantan Timur (Kaltim).
Resmikan Bendungan Sepaki-Semoi Yang Menjadi Sumber Air Minum di IKN
Sebagai informasi bahwa pada beberapa hari yang lalu, Presiden Joko Widodo baru saja meresmikan bendungan Sepaku-Semoi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Presiden Joko Widodo mengatakan, dirinya bersyukur karena pembangunan bendungan Sepaku-Semoi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur telah berhasil diselesaikan.
Diketahui, proyek pembangunan bendungan Sepaku-Semoi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur tersebut membutuhkan dana sebesar Rp 836 miliar.
Presiden Joko Widodo menjelaskan, bendungan Sepaku-Semoi mempunyai daya tampung sebesar 16 juta meter kubik (m3), dan dengan luas genangan yang mencapai 322 hektare
Presiden Joko Widodo juga menjelaskan bahwa bendungan Sepaku-Semoi akan digunakan untuk sumber mata perairan di IKN dan Balikpapan.