Peran Donald Trump atas terjadinya pembicaraan damai Korea Utara

Beritatrendindonesia.com – News Presiden Korea Selatan Moon Jae-In sepakat bahwa Trump layak mendapat pengakuan sebagai pihak yang berjasa atas terjadi nya pembicaraan damai denuklirisasi dengan Korea Utara.

Sejarah mengungkapkan apa yang mendorong terjadinya pembicaraan damai itu.
Namun bukti menunjukkan bahwa peran besar Korea Selatan yang mengupayakan dialog dengan Korea Utara, serta pelaksanaan sanksi yang dijalankan Cina.

Pertemuan antara Pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan pada Jumat 27 April ini merupakan KTT ketiga sejak gencatan senjata Korea ditandatangani pada tahun 1953. Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melakukan pertemuan pertama mereka pada Mei atau Juni mendatang yang mewakili pemimpin Korea Utara dan Presiden AS yang sedang menjabat.

Setelah terjadinya ketegangan antara Amerika Serikat dan Korea Utara yang memuncak dan saling ancam perundingan bersejarah itu dapat berujung pada meredanya permusuhan,serta terjadinya perjanjian damai untuk mengakhiri Perang Korea yang secara resmi masih berlangsung sejak meletus 68 tahun lalu.

Pada 4 Januari Presiden AS Donald Trump berkicau di akun twitter nya yang menulis “Dengan semua ‘ahli’ yang sudah terlibat dan gagal,apakah ada yang benar-benar percaya bahwa pembicaraan dan dialog akan berlangsung antara Korea Utara dan Korea Selatan sekarang, jika saya tidak tegas, keras dan bersedia untuk mengerahkan seluruh kekuatan kami melawan Korea Utara Dungu. Tetapi pembicaraan damai adahal hal yang bagus!”

Presiden Korsel Moon Jae-In juga mengatakan secara terbuka bahwa Presiden Trump mendapat kredit besar untuk terjadinya pembicaraan yang mendiskusikan perdamaian dengan Korea Utara.

Sejak Korut meledakan uji coba nuklir pertamanya pada 2006 AS dan sejumlah sekutunya memberlakukan sanksi terhadap Korea Utara. Dewan Keamanan PBB mengesahkan rangkaian sembilan sanksi terhadap Korea Utara diantara nya merupakan usulan dari AS.

Sanksi yang ditetapkan untuk Korea Utara tahun ke tahun kian ketat. Sanksi – sanksi awal PBB pada 2006 melarang pasokan bersenjata berat, teknologi rudal dan barang – barang mewah. sanksi PBB juga tidak berhenti sampai disitu saja PBB membatasi impor minyak , logam dan pertanian serta menuntut deportasi warga Korea Utara yang bekerja di luar negeri.

Sanksi terbaru ini dipimpin oleh AS dibawah pemerintahan Presiden Donald Trump, yang mungkin menghantam Korea Utara paling keras adalah langkah Cina yang menerapkan sanksi PBB itu. Cina menyumbang lebih dari 90% perdagangan Korea Utara dan kendati negara – negara anggota Dewan Keamanan PBB mendukung sanksi terhadap Korea Utara.

Presiden Trump mengatakan “Pemimpin Korea Utara Kim Jong UN baru saja menyatakan bahwa tombol nuklir ada di mejanya setiap saat. Akankah seseorang dari rezimnya yang melarat dan kekurangan makanan, memberi tahu kepadanya bahwa saya juga punya sebuah tombol nuklir yang jauh lebih besar dan lebih kuat dibanding tombol dia pada 2 Januari 2018.

Pada 23 September 2017 Presiden Amerika Serikat mencuit “Baru mendengar menteri luar negeri Korea Utara berbicara di PBB. Jika dia menirukan pikiran pikiran si kecil Manusia Roket itu mereka tidak akan hidup terlalu lama lagi”.

Related posts