Berita Trend Indonesia – Seperti yang kita tahu, saat ini harga gas dan minyak bumi mengalami kenaikkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi kenaikkan harga tersebut, salah satunya yaitu adanya perang antara Rusia dan Ukraina.
Presiden Joko Widodo mengatakan, harga BBM di sejumlah negara mengalami kenaikkan harga yang sangat drastis, contohnya yaitu Amerika dan Eropa.
Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa hanya negara Indonesia saja yang harga BBM Pertalite masih berada di Rp7.605 per liter.
Diketahui, BBM jenis Pertalite di Indonesia masih di subsidi oleh pemerintah dan BBM jenis lain masih di bawah harga rata-rata dibandingkan dengan negara lain.
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa dirinya tak bisa membayangkan jika harga BBM Pertalite dikembalikan harga aslinya yaitu Rp17.100 per liter.
Jika BBM Pertalite dikembalikan di harga aslinya, maka akan banyak masyarakat yang tidak terima dan melakukan demonstrasi.
“Coba di negara kita, bayangkan pertalite naik dari Rp7.650 harga sekarang kemudian jadi harga yang bener Rp17.100, demonya berapa bulan? Naik 10 persen saja demonya saya ingat, demonya 3 bulan. Kalau naik sampai 100 persen lebih demonya akan berapa bulan?” ujar Presiden Joko Widodo.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia masih berupaya untuk terus memberikan subsidi harga BBM.
“Inilah yang sekarang dikendalikan pemerintah dengan apa? Dengan subsidi, karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama-sama,” ujar Presiden Joko Widodo.
Pihak Pertamina mengklaim bahwa harga BBM di negara lain telah mencapai Rp31.00 sampai Rp32.000 per liter, tetapi negara Indonesia yang masih mempunyai harga Rp7.650 per liter.
“Kita patut bersyukur, Alhamdulilah kalau bensin di negara lain harganya sudah Rp31.000, Rp32.000. Di Indonesia Pertalilte masih harganya Rp7.650,” ujar Presiden Joko Widodo.
Tak Ada Negara Yang Berani Memberikan Subsidi Besar
Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah Indonesia mengeluarkan subsidi BBM hingga Rp 502 triliun.
Presiden Joko Widodo menegaskan, tidak ada negara yang berani memberikan subsidi BBM seperti negara kita.
“Pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi yang tidak kecil, Rp502 triliun yang tidak ada negara berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia,” ujar Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo mengatakan, saat ini dunia sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja, mulai dari munculnya Covid-19 dan adanya perang antara Rusia dan Ukraina.
Hal tersebut menyebabkan adanya krisi ekonomi yang berkelanjutan sampai saat ini.
Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa banyak negara yang krisis gandum khususnya di negara Asia, Afrika, dan Eropa yang menjadikan gandum sebagai makanan sehari-harinya.
Krisis gandum tersebut disebabkan karena 77 ton gandum dari Ukraina tidak bisa di ekspor atau dikeluarkan akibat adanya perang dengan Rusia.
“Alhamdulilah beras di Australia masih bisa kita cari dan tidak naik. Ini patut kita syukuri berkat kerja keras bapak dan ibu, berkat ikhitar gotong royong kita bersama-sama,” ujar Presiden Joko Widodo.
“Beberapa negara yang tidak kuat, ambruk karena sudah tidak memiliki uang cash baik untuk membeli energi bensin dan gas atau membeli pangan,” sambungnya.
Oleh karena itu, kita sebagai warga Indonesia harus dapat bersyukur dan mendukung pemerintah, pasalnya pemerintah sudah berupaya untuk mensejahterakan rakyatnya.