China Mulai Menerapkan Sanksi Dengan Membatasi Pasokan BBM Ke Korea Utara

China Mulai Menerapkan Sanksi Dengan Membatasi Pasokan BBM Ke Korea Utara

Beritatrendindonesia.com – News, Pemerintah China mulai menerapkan beberapa sanksi dagang kepada Korea Utara dalam wujud pembatasan pasokan bahan bakar minyak dan penghentian pembelian tekstil.

Langkah yang dilakukan tersebut, sebagaimana yang dipaparkan oleh Kementerian Perdagangan China, dan akan mulai berlaku pada 1 Oktober mendatang. Selain daripada itu, pembatasan atas gas alam cair langsung diterapkan.

Sanksi China ini diperkirakan akan semakin menurunkan ekonomi Korut, mengingat bahwa negara tersebut juga sedang dilanda dengan berbagai ragam sanksi negara-negara Barat.

Memang, data pasti mengenai seberapa besar volume perdagangan antara kedua negara, dan seberapa besar jumlah tersebut berkurang akibat sanksi China, saat ini masih belum diketahui.

Akan tetapi, penghentian pembelian tekstil yang merupakan ekspor terbesar kedua dari Korea Utara, dikatakan akan merugikan Pyongyang sebesar lebih dari 700 juta dollar AS, atau Rp 9,3 triliun per tahun.

China merupakan mitra dagang yang paling penting, dan sumber dari pendapatan utama, bagi Korea Utara. Demi untuk memenuhi keperluan bahan bakar minyak, contohnya seperti, Korut mengandalkan kiriman dari China.

Harga untuk bensin di Pyongyang telah meningkat sekitar 20 persen, selama dua bulan terakhir. “Saya menduga harga akan meningkat lagi dalam waktu dekat,” ucap seorang petugas SPBU di Pyongyang.

China dan Rusia awalnya menolak usulan dari AS untuk menghentikan ekspor minyak ke Korut, akan tetapi belakangan ini keduanya telah sepakat untuk membatasinya.

Sanksi terhadap Korea Utara kemudian diterapkan setelah Pyongyang melakukan kembali uji coba nuklir pada bulan ini.

Pada Kamis (21/9/2017), Presiden AS Donald Trump memberitahukan sanksi-sanksi baru terhadap para individu dan perusahaan yang tetap menjalin hubungan usaha dengan Korea Utara.

Hal tersebut dilakukan untuk memutuskan sumber-sumber pendapatan yang dipakai untuk mendanai usaha Korea Utara dalam mengembangkan senjata yang paling mematikan yang pernah diketahui oleh manusia.

Sektor yang dijadikan sasaran adalah industri tekstil, perikanan, teknologi informasi dan manufaktur.

Related posts