Berita Trend Indonesia – Seperti yang kita tahu, bencana banjir sangat meresehkan masyarakat, pasalnya adanya banjir sangat menghambat aktivitas sosial masyarakat.
Diketahui, penyebab utama terjadinya banjir karena curah hujan yang tinggi atau karena air laut yang pasang. Penyebab lainnya bisa karena kondisi permukaan tanah yang lebih rendah dari laut, atau letak wilayah dengan pengaliran air keluar yang sempit.
Wilayah di Indonesia yang kerap terjadi bencana banjir paling besar yaitu ada di DKI Jakarta, dan Aceh Sumatera Utara.
PT Brantas Abipraya (Persero) yang merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengklaim bahwa pembangunan Bendungan Keureuto akan selesai pada tahun 2024 mendatang.
Pihak Abipraya menjelaskan, Bendungan Keureuto berada di Kabupaten Aceh Utara dan saat ini progres fisiknya telah mencapai 74,77 persen.
Muhammad Toha Fauzi, selaku Direktur Operasi I Brantas Abipraya mengatakan, Bendungan Keureuto merupakan proyek strategis dan bendungan ini ditargetkan mampu menampung air sebesar 215,94 juta meter per kubik.
“Bendungan Keureuto berkapasitas tampung 215,94 juta per meter kubik serta memiliki tampungan khusus banjir sekitar 30,39 juta meter kubik, jadi nantinya bendungan ini mampu mengurangi debit banjir sampai dengan periode ulang 50 tahun di kawasan Aceh Utara,” ujar Muhammad Toha Fauzi.
Muhammad Toha Fauzi mengaku bahwa Bendungan Keureuto juga digunakan sebagai air irigasi dan diharapkan mampu mengairi lahan di Kabupaten Aceh Utara yang berkisar 9.420 hektar.
“Bendungan ini akan menyediakan air baku dengan kapasitas 0,5 meter kubik per detik. Di samping itu Abipraya yang merupakan BUMN Karya champion di infrastruktur air khususnya bendungan juga membangun fasilitas yang menjadi nilai tambah Keureuto,” ujar Muhammad Toha Fauzi.
Bendungan Terbesar di Pulau Sumatera
PT Brantas Abipraya (Persero) yang merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengklaim bahwa Bendungan Keureuto merupakan bendungan terbesar yang ada di pulau Sumatera.
Muhammad Toha Fauzi, selaku Direktur Operasi I Brantas Abipraya mengatakan, selain untuk menangani banjir dan mengairi lahan, Bendungan Keureuto juga akan dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 6,34 MW.
Muhammad Toha Fauzi menjelaskan, saat ini pihak PT Brantas Abipraya juga sedang membangun beberapa bendungan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Bendungan yang sedang dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya yaitu Sepaku Semoi yang merupakan bendungan penopang air baku dan ketahanan pangan di IKN, Kalimantan Timur, bendungan tertinggi di Indonesia yaitu Bendungan Bener yang terletak di Purworejo-Jawa Tengah, Bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timur, Bendungan Jragung di Jawa Tengah dan beberapa pekerjaan infrastruktur sumber daya air (SDA).
Meningkatkan Produktifitas Masyarakat
Muhammad Toha Fauzi, selaku Direktur Operasi I Brantas Abipraya mengatakan, pihak PT Brantas Abipraya (Persero) akan berupaya semaksimal mungkin untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Muhammad Toha Fauzi mengatakan, Dengan adanya beberapa bendungan yang dibangun oleh PT Brantas Abipraya, maka pihaknya berharap agar bendungan tersebut dapat meningkatkan produktifias masyarakat.
“Pembangunan bendungan dan pembangkit listrik menjadi sangat penting, inipun merupakan komitmen Brantas Abipraya selalu hadir untuk Indonesia dalam mempersiapkan infrastruktur guna mendukung Pemerintah dalam mengatasi tantangan perubahan iklim global. Melalui bendungan kita dapat meningkatkan produktifitas pertanian, memudahkan masyarakat sekitar dalam memperoleh air bersih yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat, serta meningkatkan perekonomian masyarakat,” tutup Muhammad Toha Fauzi.