Alat Kelamin Super Panjang dari Serial TV Anak Jadi Bahan Kontroversi di Denmark

Alat Kelamin Super Panjang dari Serial TV Anak Jadi Bahan Kontroversi di Denmark

Berita Trend Indonesia — Sebuah serial TV anak di Denmark dengan karakter kartun “John Dillermand” memicu kontroversi setelah mengeluarkan episode terbarunya.

Jika cerita petualangan tokoh utma sekedar berjalan-jalan bersama anjing atau pergi ke kebun binatang, itu tidak jadi masalah.

Namun, dalam episode kali ini ceritanya berkisar tentang alat kelamin super panjang dari karakter utama.  Sementara, acara tv tersebut memiliki segmentasi usia penonton antara 4 – 8 tahun, seperti yang dilansir dari AFP pada Selasa (5/1/2021).

Tontonan yang mengisahkan seorang pria dengan “keinginan (alat kelamin) terpanjang di dunia” tetap menjadi bahan perdebatan tentang program apa yang pantas ditonton anak- anak di bawah umur. Sekalipun Denmark telah menjadi salah satu negara paling progresif di dunia.

“Kami pikir penting untuk bisa menceritakan cerita tentang tubuh,” kata penyiar publik DR dalam unggahannya di Facebook pada Selasa (5/1/2021).

“Dalam serial tersebut, kami mengenali keingintahuan (anak-anak kecil) yang tumbuh tentang tubuh dan alat kelamin mereka, serta rasa malu dan kesenangan pada tubuh,” lanjutnya menjelaskan.

Disiarkan di saluran tv anak-anak, Ramasjang, episode pertama dari 13 episode Dillermand telah ditonton 140.000 kali sejak dirilis pada 2 Januari.

Anggota tubuh yang ekstra panjang itu sering kali menjadi kunci dalam situasi aneh, di mana Dillermand menemukan dirinya terbang di atas kota berkat balon yang diikatkan pada alat kelaminnya.

“Ini pertunjukan yang sangat khas Denmark. Kami memiliki tradisi untuk mendorong batas dan menggunakan humor dan kami pikir itu sangat normal,” kata pakar pendidikan Sophie Munster kepada AFP.

Sementara, beberapa anggota publik mengunggah ekspresi kemarahan secara online, seperti anggota parlemen sayap kanan Morten Messerschmidt menyerang acara tersebut di sebuah unggahan Facebook.

“Menurutku, memandang alat kelamin pria dewasa tidak harus diubah menjadi sesuatu yang normal bagi anak-anak. Apakah ini yang kamu sebut layanan publik?” ucapnya kesal.

Namun Munster berargumen,

“Perdebatan ini dari sudut pandang orang dewasa, di mana alat kelamin panjang adalah seksual. Anak-anak memiliki perspektif yang berbeda.”

“Ukuran alat kelaminnya terlalu dibesar-besarkan, anak-anak menyadari itu lelucon,” imbuhnya.

Related posts