Aksi Buruh Di Warnai Pembakaran Papan Bunga Ahok

aksi-buruh-di-warnai-pembakaran-papan-bunga-ahok

Beritatrendindonesia.com – News Tindakan peringatan Hari Buruh Internasional atau lazim dimaksud May Day di Jakarta diwarnai insiden pembakaran karangan bunga untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama dengan kata lain Ahok.

Beberapa buruh dari sebuah organisasi membakari karangan-karangan bunga untuk Ahok yang terpasang di jalanan sekitar Balai Kota. Mereka mengangkuti sejumlah karangan bunga, menumpuknya, serta membakarnya.

Mereka beralasan puluhan karangan bunga di sekitaran lokasi Monas sudah mengotori Ibu Kota. Aksi itu lalu dihentikan pihak kepolisian serta Satpol PP.

Terlepas dari insiden itu, tindakan May Day berlangsung damai. Belasan ribu buruh dari beragam wilayah Jakarta, Banten, serta Jawa Barat, tumpah ruah di pusat kota Jakarta merayakan Hari Buruh Internasional yang jadikan hari libur sejak mulai masa kepresidenan Gus Dur atau Abdurachman Wahid.

Beragam atribut, bendera, spanduk, poster dikibarkan serta dibentangkan. Para pemimpin buruh serta orator berpidato di mobil-mobil mimbar, serta beberapa buruh menyambut dengan yel-yel perjuangan.

Ratusan tuntutan tercantum dalam poster-poster, tetapi biasanya mencakup seruan HOSJATUM, akronim untuk hapus outsourcing (alih daya), pemberian jaminan sosial, serta tolak upah murah.

Dalam keterangannya, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengklaim system alih daya marak kembali dalam dua tahun terakhir dibawah pemerintahan Presiden Joko Widodo serta Jusuf Kalla.

Masalah gaji, Said Iqbal menuntut penghapusan system gaji yang regulasinya tertuang dalam PP No. 78 th. 2015. Menurut dia gaji para buruh di Indonesia masih tetap sangat rendah dibanding gaji sebagian negara di ASEAN, seperti Vietnam serta Malaysia.

Tidak sama dengan perayaan-perayaan May Day sebelumnya, kesempatan ini para buruh tertahan di sekitar bundaran Patung Arjuna Wijaya yang populer dengan bentuk kereta kuda. Mereka tidak bisa bergerak lebih jauh karna petugas keamanan memasang barikade di Jalan Medan Merdeka Selatan ke arah Istana Merdeka.

” Tuturnya Jokowi presiden proburuh, namun kok tidak ingin menjumpai kita, golongan buruh, ” kata seorang orator, disambut yel-yel buruh.

Diantara belasan organisasi buruh yang secara teratur ikut serta di May Day, ada lembaga yang baru pertama kalinya mengikuti aksi, yakni Sindikasi. Sindikasi merupakan wadah para pekerja media serta sektor industri kreatif yang baru dibentuk setahun lebih ini.

” Kami perlu turun ke May Day, pertama karna bentuk solidaritas kami, pekerja media serta industri kreatif, kalau kami juga merupakan buruh. Ke-2, kami juga dari kelas pekerja yang masih ada dalam system ekonomi yg tidak pro-pekerja, ” kata Ellena Ekarahendy, koordinator Sindikasi.

Ellena menambahkan, demikian banyak permasalahan yang menjerat para pekerja bidang ini, khususnya keselamatan kerja.

” Baik buruh media serta industri kreatif sama-sama menginginkan mendorong suara pekerja lewat serikat. Mereka bisa dilibatkan setiap kali ada kebijakan industri, karna selama ini hanya menguntungkan pemilik modal serta elite politik, namun pekerjanya digaji di bawah UMR. Kerap kerja lembur tidak dibayar, serta banyak lagi, ” tuturnya.

Dalam tindakan ini, Sindikasi bergabung bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, AJI Jakarta, LBH Pers, serta Federasi Serikat Kerja Media.

Sampai lewat tengah hari, dibawah terik matahari, buruh terus berdatangan. Mereka bikin mimbar-mimbar bebas, sesuai grup serikat atau organisasi buruh masing-masing.

Related posts