Presiden Joko Widodo Sebut Indonesia Bebas Dari Pasien IMF

Berita Trend Indonesia – Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa negara Indonesia terbebas dari pasien IMF.

Presiden Joko Widodo mendapatkan kabar dari Amerika Serikat (AS) bahwa terdapat beberapa negara yang meminta bantuan kepada Dana Moneter Internasional (IMF) untuk senantiasa membantu perekonomian negaranya.

Presiden Joko Widodo mengaku bahwa dirinya bersyukur karena perekonomian di Indonesia terus bertumbuh, dan tidak meminta bantuan atau menjadi pasien IMF.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, mengatakan bahwa kondisi negara Indonesia saat ini telah berada di kondisi yang cukup.

“Pertemuan IMF World Bank Annual Meeting yang baru saja selesai di Washington DC dan terinfo bahwa pada saat ini sudah ada 28 negara yang telah mengajukan permintaan bantuan keuangan dari IMF. Nah, bagaimana dengan Indonesia Alhamdulillah sejauh ini kita masih dalam posisi yang cukup baikn, dimana perekonomian kita di kuartal 2 kemarin masih bisa tumbuh di atas 5 persen,” ujar Destry Damayanti.

Destry Damayanti mengaku bahwa pihak Bank Indonesia telah memprediksi perekonomian negara Indonesia akan tumbuh 4,5 – 5,3 persen pada tahun 2022 ini.

Destry Damayanti menegaskan bahwa pada tahun 2022 ini, banyak negara diluaran sana yang mengalami ketidakpastian yang sangat tinggi.

Bank Indonesia menyebut kondisi seperti ini dengan sebutan VUCA.

VUCA sendiri mempunyai arti yaitu Volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity.

“Nah ini, tentunya akan menyebabkan tekanan tidak hanya pada negara maju tetapi juga pada negara berkembang. Bahkan kalau kita lihat episentrum dari terjadinya Gejolak VUCA saat ini adalah kita lihat di negara maju,” ujar Destry Damayanti.

 

Inflasi AS

Biden Soroti Inflasi Tertinggi Amerika Serikat dalam 30 Tahun

Destry Damayanti, memberikan contoh negara yang mengalami kondisi VUCA yaitu negara Amerika Serikat (AS).

Diketahui, saat ini Amerika Serikat sedang dilanda dengan tekanan inflasi yang sangat memuncak.

Selanjutnya, pemerintahan AS juga menanggapi inflasi tersebut dengan kebijakan moneter yaitu dengan suku bunga yang sanhgat agresif.

“Sehingga Ini akhirnya memberikan tekanan, bukan hanya untuk negaranya  sendiri tapi juga untuk negara maju sekitarnya dan juga untuk negara-negara emerging seperti Indonesia,” ujar Destry Damayanti.

Bukan hanya itu, kondisi VUCA AS juga diperparah lagi dengan adanya perang antara Rusia dan Ukraina.

Selanjutnya, ada juga kebijakan proteksionisme masing-masing negara dan juga tambahan lagi dengan adanya zero covid policy di China, yang akhirnya membuat ekonomi China juga tertahan pertumbuhannya.

“Kita melihat fenomena terjadinya perlambatan ekonomi secara global dan bahkan diperkirakan akan terjadi resesi di tahun 2023,” ujar Destry Damayanti.

 

Perekonomian Indonesia Mulai Tumbuh

Kabar Perekonomian Indonesia Terkini: Indonesia Akan Segera Keluar Dari Jurang Resesi? - Netray

Bank Indonesia mengklaim bahwa ekonomi di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang positif.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditandai pada kuarta II-2022 dan didukung oleh adanya investasi dari negara lain dan perusahaan swasta, serta ekspor barang ke luar negeri.

Destry Damayanti menegaskan, meskipun telah mengalami pertumbuhan ekonomi, tetapi, Indonesia harus tetap waspada dengan kondisi saat ini, pasalnya banyak negara lain yang mengalami inflasi besar-besaran.

“Namun Kita juga harus optimis karena Indonesia mempunyai daya dukung ekonomi yang cukup bervariasi dan cukup solid ditambah lagi kita mempunyai domestik ekonomi yang juga strong baik itu didukung dengan konsumsi masyarakat kita dan juga potensi ekonomi yang luar biasa sekali di Indonesia,” tutupnya.

Related posts