Heboh Bulog Impor Beras 1,3 Juta Ton Saat Stok Beras Sedang Melimpah, Akankah Merugikan Petani Indonesia?

Berita Trend Indonesia – Seperti  yang kita tahu, pada beberapa pekan yang lalu banyak masyarakat yang mengeluhkan bahwa harga beras mengalami kenaikan yang sangat drastis.

Sebagai informasi bahwa pada beberapa pekan yang lalu banyak masyarakat juga yang mengaku kesulitan untuk membeli beras, pasalnya, selain mengalami kenaikan harga, beras juga mengalami kelangkaan stok di pasaran.

Harga beras juga sangat melambung tinggi dari harga eceran tertinggi (HTE) yang telah ditetapkan.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA), Arief Prasetyo Adi menjelaskan, kenaikan harga dan kelangkaan beras pada beberapa pekan yang lalu disebabkan oleh adanya badai El-Nino, dan kurangnya jumlah produksi produktif dari petani Indonesia.

Diketahui, pada awal Mei 2024 ini, harga beras sudah mengalami penurunan dan stok juga sudah melimpah di pasaran.

Penurunan harga dan melimpahnya stok beras tersebut dipengaruhi oleh adanya panen raya di sejumlah daerah di Indonesia.

Meskipun saat ini harga beras sudah turun dan stok juga stabil, Perum Bulog justru tetap melakukan impor beras 1,3 juta ton.

Banyak masyarakat yang bertanya-tanya apakah impor beras yang dilakukan oleh Perum Bulog akan merugikan para petani Indonesia.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, pihaknya berjanji bahwa impor beras 1,3 juta ton ini tidak akan menganggu dan merugikan petani kita.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Bayu Krisnamurthi di Kelurahan Pela Mampang, pada Jumat, 3 Mei 2024.

Bayu Krisnamurthi menjelaskan, pihaknya sudah menganalisis dan mempertimbangkan secara matang sebelum mendatangkan beras dari luar negeri.

Bayu Krisnamurthi juga mengaku bahwa yang menjadi masalah bukanlah soal impor berasnya, melainkan soal pemesanan beras yang akan di impor, sebagai contoh bahwa Perum Bulog telah memesan beras impor bulan ini, dan beras yang telah dipesan tersebut akan datang pada bulan Juli dan Agustus.

Disisi lain, Bayu Krisnamurthi juga mengaku bahwa memesan beras impor tidaklah mudah dan instan, harus ada sebuah proses panjang yang harus dilalui.

Perum Bulog mengumumkan bahwa pihaknya telah mempunyai kajian tersendiri atas pengadaan beras impor terhadap gabah petani di wilayah sentral produksi. Sehingga, Perum Bulog dapat sewaktu-waktu memperhentikan impor beras jika tidak mengutamakan petani.

Bayu Krisnamurthi menegaskan bahwa tujuan utama Perum Bulog melakukan impor beras yaitu untuk mengamankan pasokan beras demi memenuhi kebutuhan dalam negeri, mengingat lagi bahwa pada beberapa pekan yang lalu kita mengalami kelangkaan stok dan harga yang cukup fantastis karena adanya musibah El Nino.

Oleh karena itu, Perum Bulog melakukan impor beras bukan untuk menghancurkan harga gabah dari petani, melainkan untuk mengamankan stok beras di Indonesia.

 

Mampu Menyerab 30.000 Ton Gabah Dari Petani Indonesia

Harga Gabah Merosot, DPRK Dinilai Tidak Peka Terhadap Petani Sawah

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, impor beras dapat dimanfaatkan untuk cadangan pangan dan program bantuan pangan dari pemerintah, dan untuk berjaga-jaga jika Panen Semester II (2024) hasilnya kurang bagus.

Bayu Krisnamurthi menjelaskan, pada beberapa hari yang lalu pihak Perum Bulog mampu menyerap beras setara 30.000 ton gabah kering petani (GKP) di momentum panen raya yang telah berlangsung sampai saat ini.

Bayu Krisnamurthi mengaku bahwa Perum Bulog akan berjanji serta berkomitmen untuk selalu melakukan penyerapan gabah dan beras dari dalam negeri secara optimal pada periode panen raya.

 

Tanggapan Bapanas

Sudah Waktunya Kita Memperbaiki Kesejahteraaan Petani Dengan Lebih Efektif

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi turut memberikan tanggapan atas sikap pihak Perum Bulog yang melakukan impor beras di momentum panen raya.

Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya akan melakukan pemantauan terhadap kinerja Perum Bulog di daerah terkait progres penyerapan hasil panen gabah dan beras dalam negeri.

Arief Prasetyo Adi mengaku bahwa momentum panen raya pada semester I tahun 2024 ini harus dijaga, pasalnya panen raya kali ini menyumbang hingga 70 persen dari total produksi nasional.

Disisi lain, Arief Prasetyo Adi juga menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo telah meminta pemerintah untuk lebih memanfaatkan dan memaksimalkan produksi dalam negeri, hal tersebut harus dilakukan guna menekan angka impor beras.

Related posts